DESAIN KOMUNIKASI VISUAL PENDUKUNG ESTETIKA KARYA SASTRA, INTEGRASI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN PROGRAM KEAHLIAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

Oleh: Widya Ajeng Pemila, S.Pd.

(Guru Bahasa Indonesia SMK Negeri 2 Wonosari, Gunungkidul)

Sebagai salah satu Sekolah Menengah Kejuruan terbesar di Gunungkidul, SMK Negeri 2 Wonosari membuka sembilan program keahlian yaitu Teknik Konstruksi Properti, Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan, Teknik Instalasi Tenaga Listrik, Teknik Elektronika Industri, Teknik Kendaraan Ringan Otomotif, Teknik Pemesinan, Teknik Pengelasan, Teknik Jaringan Komputer dan Telekomunikasi, dan Desain Komunikasi Visual. Kesembilan program keahlian tersebut berorientasi untuk mencetak lulusan yang siap bekerja di perusahaan maupun berwirausaha. Mulai tahun 2022, pembelajaran di SMK Negeri 2 Wonosari akan diarahkan pada model pembelajaran Teaching Factory, yaitu model pembelajaran yang mengarah pada aktivitas menghasilkan produk atau jasa yang sesuai dengan dunia industri.

Dalam beberapa tahun terakhir, industri kreatif tengah meramaikan dunia usaha di seluruh dunia. Menurut laman Kemenparekraf, terdapat 17 subsektor industri kreatif di Indonesia yang potensial, salah satunya adalah Desain Komunikasi Visual. Di SMK N 2 Wonosari, kelas program keahlian Desain Komunikasi Visual telah dibuka pada tahun 2021. Program Keahlian ini dibuka untuk satu rombel setiap angkatan, dengan jumlah 36 pelajar dalam satu rombel. Sebelumnya, program keahlian ini bernama Multimedia. Program keahlian ini berorientasi menghasilkan calon desainer yang siap kerja dan siap berwirausaha.

Dalam bidang Desain Komunikasi Visual (DKV) para desainer bekerja dengan beragam alat komunikasi untuk menyampaikan pesan dari klien kepada audiens dengan komponen utama gambar dan tulisan (Putra, 2020:6). Oleh karena itu, seorang desainer semestinya tidak hanya memiliki kemampuan menghasilkan gambar, namun juga harus memiliki kemampuan mengolah informasi dalam bentuk tulisan. Dalam hal ini kemampuan berbahasa yang baik dan benar sangatlah dibutuhkan, sehingga pembelajaran bahasa di sekolah sangat tepat apabila diintegrasikan dengan pembelajaran Desain Komunikasi Visual.

Salah satu materi pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah, termasuk di SMK adalah sastra. Dalam perkembangannya, sastra tidak hanya dipandang sebagai sebuah tulisan buah pikiran dan peradaban manusia, namun juga sebuah karya seni yang bisa dinikmati keindahannya. Perwujudan karya sastra menjadi sebuah kesenian tidak terbatas pada seni pertunjukan drama, namun juga seni visual yang nyatanya mampu menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk menikmati karya sastra. Contohnya adalah pada cerpen-cerpen Kompas yang selalu memuat lukisan, sehingga menambah daya tarik bagi pembacanya. Seni visual lain yang juga mendukung karya sastra adalah pada sampul novel atau kumpulan cerpen yang didesain sedemikian rupa atau pada poster film yang tentunya mampu menciptakan daya tarik tersendiri bagi calon penonton.

Pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas XI semester gasal Tahun Pelajaran 2022/2023, penulis sebagai guru Bahasa Indonesia berupaya mengintegrasikan pembelajaran materi Cerpen dengan kemampuan pelajar dalam membuat desain. Pembuatan karya ini juga berorientasi pada produk, sehingga harapannya pelajar mampu menghasilkan karya yang layak jual atau memenuhi keinginan klien atau selera pasar. Dalam kegiatan pembelajaran ini, pelajar sebelumnya telah membaca sejumlah karya cerpen kemudian berkarya kreatif untuk membuat sampul buku, poster film, komik, atau teaser film. Model pembelajaran yang digunakan adalah model Project Based Learning dengan memanfaatkan media Google Sites dan fliphtml5. Pada pembelajaran ini pelajar berkelompok untuk merancang karya apa yang akan dibuat. Selanjutnya pelajar membuat desain menggunakan alat dan aplikasi yang telah mereka kuasai pada pembelajaran kejuruan Desain Komunikasi Visual.